Hegra: Inilah Alasan Arab Saudi Melarang Umat Islam Datang Kesini!!
Diajar.net – Hegra atau yang dikenal juga sebagai Mada’in Saleh adalah sebuah situs arkeologi penting di wilayah pesisir barat Arab Saudi tepatnya di dekat kota Al-Ula situs ini sering disebut sebagai Petra-nya Arab Saudi karena memiliki kemiripan dengan Petra di Yordania baik dalam gaya arsitektur maupun sejarahnya Hegra menjadi situs warisan dunia UNESCO pada tahun 2008 dan menjadi situs pertama di Arab Saudi yang mendapatkan pengakuan ini dalam kepercayaan
agama Islam Hegra juga disebut-sebut sebagai tempat yang terkutuk sehingga umat Islam disarankan untuk menjauhi tempat tersebut lebih lengkap tentang Hegra inilah videonya Hegra atau yang dikenal juga sebagai Mada’in Saleh atau Al-Hijr adalah sebuah situs arkeologi yang terletak di daerah Al-Ula di provinsi Madinah wilayah Hijaz, Arab Saudi dibangun antara abad pertama sebelum masehi dan abad pertama masehi Hegra adalah sebuah keajaiban arsitektur dalam sejarah dunia kuno kota ini menjadi bukti nyata atas keterampilan dan keahlian orang Nabatea Nabatea merupakan masyarakat yang dikenal ahli dalam arsitektur batu dan sistem pengairan yang canggih mereka adalah
bangsa yang juga membangun kota Petra di Yordania yang merupakan ibu kota kuno dari kerajaan Nabatea situs arkeologi Hegra terletak sekitar 20 km di sebelah utara kota Al-Ula 400 km barat laut Madinah dan 500 km ke arah tenggara dari Petra, Yordania situs ini berada di wilayah kaki dataran tinggi basalt yang merupakan bagian dari pegunungan Hijaz Mada’in Saleh atau Hegra dicirikan oleh landscape gurunnya ditandai dengan bongkahan batu pasir dengan berbagai ukuran dan ketinggian salah satu ciri khas dari situs arkeologi Hegra adalah makam-makam yang
dipahat di bebatuan besar terdapat lebih dari 100 makam besar di kawasan Hegra yang sebagian besar dihiasi dengan ukiran rumit bergaya Nabatea dan beberapa tulisan yang berisi nama serta status sosial para penghuninya sebagian besar makam ini memiliki fasad yang megah dan monumental mencerminkan status sosial tinggi para penghuni makam tersebut bangunan makam ini dipahat langsung di tebing batu serupa dengan teknik yang digunakan di Petra pada tahun 2008 UNESCO menetapkan Mada’in Saleh atau Hegra sebagai situs warisan yang menjadikannya situs warisan dunia pertama di Arab Saudi situs ini dipilih karena peninggalan di akhir zaman kuno yang terawat baik
terutama 131 makam batu monumental dengan relief yang detail dari zaman Nabatea dalam kepercayaan agama Islam Hegra atau Mada’in Saleh dikenal sebagai salah satu tempat terkutuk kitab suci agama Islam menceritakan penghunian wilayah Mada’in Saleh oleh kaum Tsamud pada masa Nabi Saleh dalam Al-Qur’an kaum Tsamud diceritakan diterjang oleh gempa bumi dan sambaran petir sebagai hukuman dari Allah karena mereka menyembah berhala Hegra atau Mada’in Saleh memiliki sejarah yang kaya dan panjang sebagai pusat pemukiman manusia di
bagian pesisir barat Arab Saudi wilayah ini memiliki jejak pemukiman yang jauh lebih tua dari masa Nabatea karena letaknya yang strategis di jalur perdagangan wilayah Hegra telah dihuni sejak zaman prasejarah sekitar milenium ke-3 sebelum masehi bukti arkeologis menunjukkan adanya beberapa makam tumpukan batu yang menandakan bahwa komunitas awal telah tinggal dan berburu di area ini sejak ribuan tahun yang lalu pada sekitar abad ke 3 hingga abad ke 2 sebelum masehi wilayah ini berada di bawah pengaruh kerajaan Dedan atau yang kemudian dikenal sebagai
Lihyan sebuah kerajaan Arab kuno yang menguasai area semenanjung Arab bagian barat laut dan memiliki pusat pemerintahan di kota Dedan di dekat Al-Ula saat ini peradaban Dedan dan Lihyan berkembang sebagai pusat perdagangan yang memanfaatkan jalur yang menghubungkan Arab selatan dengan kawasan Mediterania dan wilayah Syam puncak kejayaan Hegra dimulai ketika kerajaan Nabatea memperluas kekuasaannya ke wilayah ini sekitar abad pertama sebelum masehi Nabatea adalah peradaban Arab yang dikenal dengan ibu kotanya yaitu Petra di Yordania
wilayah Hegra menjadi ramai dihuni pada abad pertama masehi di bawah pemerintahan raja Aretas IV Philopatris atau Al-Harits IV dia menjadikan Hegra sebagai ibu kota kerajaan Nabatea ke-2 setelah Petra di sebelah utara Nabatea mendirikan Hegra sebagai pusat perdagangan di jalur utama yang menghubungkan semenanjung Arab dengan wilayah Syam atau Levant serta negara Mesir lokasinya yang strategis menjadikan Hegra sebagai pusat persinggahan bagi para pedagang yang membawa barang-barang seperti kemenyan, rempah-rempah kain sutra dan logam berharga jalur perdagangan yang melewati Hegra merupakan bagian dari jalur kemenyan yang merupakan jalur dagang kuno utama
dari Arab selatan hingga ke Levant dan Mesir bangsa Nabatea di Hegra mengembangkan sistem pengairan yang canggih untuk mengumpulkan dan menyimpan air hujan menggunakan teknologi yang disebut Qanat atau terowongan bawah tanah yang memungkinkan mereka bertahan dalam kondisi gurun yang kering sistem ini menjadi fondasi penting bagi pertanian di sekitar Hegra pada tahun 106 masehi kekaisaran Romawi menaklukkan Nabatea menjadikan wilayah Nabatea sebagai provinsi Romawi yang bernama Arabia Petraea setelah jatuh ke tangan Romawi Hegra tetap dipertahankan sebagai kota perdagangan meskipun perlahan kehilangan kejayaannya sebagai bagian dari provinsi
Romawi kota ini tetap dihuni dan budaya Romawi serta Nabatea berasimilasi beberapa prasasti dari era Romawi masih bisa ditemukan di Hegra menandakan adanya garnisun militer Romawi yang ditempatkan di wilayah tersebut di bawah kekuasaan Romawi jalur perdagangan mulai berubah dan Hegra secara bertahap kehilangan peran ekonominya yang menyebabkan kota tersebut ditinggalkan oleh para penghuninya namun Romawi tetap mempertahankan beberapa struktur kota dan Hegra berfungsi sebagai pos perbatasan dan pemukiman kecil dengan munculnya agama Islam pada abad ke 7 masehi Hegra mulai kehilangan pengaruhnya secara signifikan di masa kekuasaan Islam wilayah ini dikenal sebagai Mada’in Saleh mengacu pada Nabi Saleh yang disebutkan dalam Al-Qur’an legenda Islam mengitari
Hegra dengan referensi kepada kaum Tsamud yang menurut tradisi Islam dihancurkan oleh Allah karena ketidaktaatan mereka akibatnya Hegra dianggap sebagai situs yang penuh peringatan bagi umat Muslim dan karena agama Islam melarang pemujaan terhadap makam dan benda mati tempat seperti Hegra tidak lagi dianggap penting sebagai pusat religius atau budaya kecuali untuk melintas selama perjalanan Haji ke kota Mekah pengunjung jarang datang ke situs ini selama berabad-abad minat internasional terhadap Hegra mulai muncul kembali pada sekitar abad
ke-19 ketika para arkeolog dari Eropa melakukan ekspedisi dan menemukan peninggalan Nabatea yang masih terjaga penelitian yang lebih mendalam tentang Hegra dilakukan pada abad ke 20 dan banyak makam serta prasasti mulai didokumentasikan dan diteliti lalu mengapa Hegra atau yang dikenal dengan Mada’in Saleh dianggap sebagai tempat terkutuk dalam agama Islam Hegra atau Mada’in Saleh dianggap sebagai tempat terkutuk dalam tradisi agama Islam karena terkait dengan kisah kaum Tsamud yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadits sebagai kaum yang menentang ajaran Nabi Saleh Riziem Aizid menjelaskan dalam bukunya yang berjudul inilah cerita Nanbi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam tentang para Nabi, sahabat, dajjal Imam Mahdi dan umat terdahulu Mada’in Saleh memiliki arti kota
saleh di sanalah kaum Nabi Saleh, AS atau kaum Tsamud yang pernah tinggal dan diazab dengan gempa dahsyat oleh Allah SWT kaum Tsamud hidup sejak 3.000 tahun sebelum masehi yaitu antara zaman Nabi Nuh, AS hingga Nabi Musa, AS kaum Tsamud adalah bangsa Arab kuno yang disebutkan sebagai kaum yang hidup dengan kekayaan dan kemewahan di wilayah pegunungan dan lembah yang subur yang dikenal sekarang sebagai wilayah Hegra Allah mengutus Nabi Saleh, AS kepada kaum Tsamud untuk mengajak mereka menyembah Allah dan meninggalkan
penyembahan berhala tetapi sebagian besar dari mereka menolak ajakan Nabi Saleh sebagai tanda keNabiannya Nabi Saleh diberikan mukjizat berupa seekor unta betina yang keluar dari balik gunung seperti yang diinginkan oleh kaum Tsamud namun kaum Tsamud tetap keras kepala dan menolak beriman bahkan mereka justru membunuh unta mukjizat tersebut dengan cara menyembelihnya karena pembangkangan mereka Allah mengutuk kaum Tsamud dengan azab yang dahsyat sebagai bentuk peringatan dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa azab bagi kaum Tsamud berupa Suara menggelegar yang mengakibatkan kematian mereka seketika setelah itu wilayah tempat tinggal mereka dikosongkan dan dianggap sebagai wilayah terkutuk beberapa ayat Al-Qur’an yang menceritakan tentang Nabi Saleh
dan kaum Tsamud antara lain yaitu surat hud ayat 67 dan 68 dan surat as-syam ayat 11-15 selain ayat Al-Qur’an dalam beberapa hadits Mada’in Saleh disebutkan sebagai wilayah yang terkutuk sehingga Nabi Muhammad SAW menganjurkan umat Islam untuk tidak tinggal lama di wilayah tersebut ketika Rasulullah dan para sahabatnya melewati kawasan tersebut dalam perjalanan menuju tabuk Rasulullahh memberikan peringatan agar mereka tidak berlama-lama di tempat tersebut karena tempat itu adalah tempat kaum yang telah diazab oleh Allah salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari menyebutkan dari Abdullah Bin Umar, RA bahwa Rasulullahh SAW ketika melewati Al-Hijr atau tempat tinggal kaum Tsamud dalam perjalanan ke Tabuk Rasulullahh berkata janganlah kalian
memasuki rumah-rumah orang yang telah menzalimi diri mereka kecuali dalam keadaan menangis karena dikhawatirkan kalian akan tertimpa azab seperti yang telah menimpa mereka kemudian Rasulullahh menundukkan kepalanya dan mempercepat perjalanannya sampai mereka melewati lembah itu dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Muslim disebutkan Rasulullahh SAW juga melarang para sahabat untuk meminum air yang berasal dari sumur-sumur kaum Tsamud dan memerintahkan agar air tersebut tidak digunakan bahkan beliau memerintahkan agar adonan yang telah dicampur dengan air tersebut dibuang dan tidak digunakan untuk makanan karena adanya larangan tersebut selama era keemasan Islam wilayah Hegra tetap tidak berpenghuni dan jarang dikunjungi oleh orang-orang
sehingga tempat ini tetap terjaga dan tidak mengalami perubahan signifikan saat ini Hegra menjadi salah satu daya tarik pariwisata di Arab Saudi terutama setelah negara ini mulai membuka pintu bagi para turis internasional pada tahun 2019 pemerintah Arab Saudi juga berupaya mempromosikan Al-Ula dan Hegra sebagai destinasi budaya dan sejarah yang unik pengunjung dari seluruh dunia kini dapat menjelajahi situs ini dan melihat langsung keindahan serta kemegahan arsitektur Nabatea yang terjaga selama ribuan tahun namun walaupun Hegra kini dibuka untuk
pariwisata dan dilestarikan sebagai situs sejarah oleh pemerintah Arab Saudi sebagian umat Islam tetap menganggap tempat ini sebagai pengingat penting atas peristiwa kaum yang durhaka kepada Allah bagi sebagian orang tempat ini masih dianggap sebagai lokasi yang terkutuk dan penuh peringatan meskipun secara resmi Hegra saat ini dikelola untuk kepentingan sejarah dan budaya bagaimana menurut kalian terima kasih sudah menonton dan tunggu video dari kami selanjutnya