Format Penilaian P5 Kurikulum Merdeka Per Kegiatan Download

Format Penilaian P5

Format Penilaian P5 Kurikulum Merdeka Per Kegiatan Download
Format Penilaian P5 Kurikulum Merdeka Per Kegiatan Download

Format Penilaian P5 Kurikulum Merdeka Per Kegiatan Download

Format Penilaian P5 Kurikulum Merdeka Per Kegiatan adalah alat yang digunakan untuk menilai Diajar.net – perkembangan peserta didik dalam kegiatan proyek berbasis nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila. Penilaian ini dilakukan secara deskriptif dengan tujuan untuk mengamati, mengevaluasi, dan mendokumentasikan kemajuan peserta didik sesuai dengan enam dimensi Profil Pelajar Pancasila.

Format Penilaian P5 Kurikulum Merdeka Per Kegiatan Download
Format Penilaian P5 Kurikulum Merdeka Per Kegiatan Download

Format Penilaian P5 Kurikulum Merdeka Per Kegiatan

1. Informasi Umum
– Nama Peserta Didik:
– Kelas:
– Judul Kegiatan/Proyek:
– Tanggal Kegiatan:
– Nama Guru/Pendamping:
– Periode Penilaian:
– Dimensi Profil Pelajar Pancasila yang Difokuskan: (Contoh: Gotong Royong, Kreatif, Bernalar Kritis, dsb.)

2. Tujuan Kegiatan
– Tujuan Proyek/Kegiatan: Jelaskan tujuan dari proyek atau kegiatan yang diikuti oleh peserta didik.
– Kompetensi yang Dikembangkan: Sertakan kompetensi yang ingin dikembangkan dalam kegiatan, seperti kemampuan berpikir kritis, kreatifitas, atau kerjasama.

3. Penilaian Berdasarkan Dimensi Profil Pelajar Pancasila

A. Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia
Indikator Penilaian:
– Menunjukkan sikap religius dalam kegiatan, seperti sikap menghargai sesama dan berperilaku sesuai ajaran agama.
– Berakhlak baik dalam interaksi sosial, seperti bersikap sopan dan jujur.

Deskripsi Penilaian:
Contoh: Siswa mengikuti kegiatan dengan sikap positif, selalu membantu teman yang memerlukan dukungan, serta menjaga sikap sopan selama kegiatan berlangsung.

B. Berkebhinekaan Global
Indikator Penilaian:
– Mampu bekerja sama dengan teman-teman dari latar belakang budaya, agama, dan keyakinan yang berbeda.
– Menghargai perbedaan dan mampu berkomunikasi dengan baik dalam kelompok yang beragam.

Deskripsi Penilaian:
Contoh: Siswa menunjukkan rasa hormat terhadap teman yang berbeda agama, berbagi peran dengan adil, dan berkontribusi secara positif dalam diskusi kelompok.

C. Gotong Royong
Indikator Penilaian:
– Aktif berpartisipasi dalam kegiatan kelompok.
– Mampu bekerja sama dengan baik dan membantu teman dalam menyelesaikan tugas kelompok.

Deskripsi Penilaian:
Contoh: Siswa menunjukkan antusiasme dalam kegiatan kelompok, membantu teman yang mengalami kesulitan, dan berinisiatif untuk memimpin kelompok ketika dibutuhkan.

D. Mandiri
Indikator Penilaian:
– Mampu menyelesaikan tugas secara mandiri tanpa terlalu bergantung pada guru atau teman.
– Mampu mengatur waktu dan tugas dengan baik.

Deskripsi Penilaian:
Contoh: Siswa menyelesaikan tugas secara tepat waktu tanpa perlu banyak bimbingan, serta menunjukkan kemampuan mengatur waktu dalam menyelesaikan proyek individu.

E. Bernalar Kritis
Indikator Penilaian:
– Mampu menganalisis masalah yang dihadapi dalam kegiatan dan memberikan solusi.
– Menunjukkan kemampuan berpikir kritis dalam menghadapi tantangan selama kegiatan berlangsung.

Deskripsi Penilaian:
Contoh: Siswa dapat mengidentifikasi masalah dalam proyek kelompok dan memberikan ide-ide yang konstruktif untuk mencari solusi, serta menunjukkan analisis yang baik terhadap data yang ada.

F. Kreatif
Indikator Penilaian:
– Mampu menghasilkan ide-ide baru yang kreatif dalam menyelesaikan proyek.
– Menunjukkan inovasi dalam pengembangan proyek atau produk yang dihasilkan.

Deskripsi Penilaian:
Contoh: Siswa mengajukan ide-ide kreatif yang berbeda dari teman-temannya, serta mampu memberikan sentuhan inovatif dalam hasil proyek, baik dari segi tampilan maupun konsep.

4. Refleksi Peserta Didik
– Refleksi Peserta Didik: Tuliskan hasil refleksi siswa setelah mengikuti kegiatan. Bagian ini berisi pemikiran siswa mengenai apa yang mereka pelajari, tantangan yang dihadapi, dan pencapaian yang dirasakan selama kegiatan.
Contoh: “Saya belajar bahwa bekerja dalam kelompok memang memerlukan kesabaran, terutama saat ada perbedaan pendapat. Namun, saya senang karena kami bisa menyelesaikan proyek dengan baik.”

5. Rekomendasi Guru
– Rekomendasi untuk Pengembangan: Guru memberikan rekomendasi mengenai aspek-aspek yang perlu diperhatikan atau dikembangkan lebih lanjut.
Contoh: “Siswa perlu lebih percaya diri dalam menyampaikan pendapatnya di depan kelompok. Saran saya, terus latih kemampuan berbicara di depan umum.”

6. Skala Penilaian (Opsional)
Jika diperlukan, dapat digunakan skala deskriptif untuk mengukur ketercapaian siswa pada setiap dimensi. Contoh skala yang digunakan:
– Sangat Baik: Siswa secara konsisten menunjukkan indikator dengan kualitas yang sangat baik.
– Baik: Siswa menunjukkan indikator dengan kualitas yang baik, tetapi ada ruang untuk peningkatan.
– Cukup: Siswa memenuhi sebagian besar indikator, tetapi memerlukan bimbingan untuk aspek-aspek tertentu.
– Perlu Bimbingan: Siswa belum memenuhi indikator secara memadai dan membutuhkan banyak bimbingan.

Penilaian P5 berbasis kegiatan ini menekankan pada observasi terhadap perilaku, partisipasi, dan keterlibatan siswa dalam kegiatan proyek. Penilaian ini dilakukan secara kualitatif dengan fokus pada perkembangan karakter dan keterampilan sosial-emotional siswa, sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Penjelasan Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM)

Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) adalah upaya pemerintah Indonesia untuk menciptakan pendekatan baru dalam sistem pendidikan yang lebih fleksibel, adaptif, dan responsif terhadap kebutuhan peserta didik. Dalam Kurikulum Merdeka, pembelajaran difokuskan pada pengembangan kompetensi dan karakter peserta didik melalui proses yang lebih berpusat pada siswa. Berikut adalah ulasan mengenai penjelasan pembelajaran dalam IKM.

1. Pembelajaran Berbasis Kompetensi
Kurikulum Merdeka menekankan pada pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan kompetensi, bukan hanya pada penguasaan materi pelajaran semata. Ini berarti siswa diharapkan dapat:
– Menguasai kompetensi tertentu sesuai dengan tingkatan kelasnya.
– Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, serta bekerja sama dalam kelompok.
– Memiliki kemampuan bernalar dan memahami konsep secara mendalam, bukan hanya hafalan.

Pembelajaran berbasis kompetensi ini menyesuaikan dengan kebutuhan dan potensi masing-masing peserta didik, yang memungkinkan mereka berkembang sesuai dengan kecepatan dan gaya belajarnya.

2. Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)
Salah satu ciri khas dari Kurikulum Merdeka adalah Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). P5 dirancang untuk mengembangkan karakter peserta didik yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila, meliputi enam dimensi utama:
1. Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia
2. Berkebhinekaan Global
3. Gotong Royong
4. Mandiri
5. Bernalar Kritis
6. Kreatif

Melalui P5, siswa diberikan proyek-proyek yang berhubungan dengan masalah nyata di masyarakat, yang bertujuan untuk mengembangkan karakter mereka dalam menghadapi tantangan dunia nyata. P5 juga memungkinkan siswa untuk belajar melalui pendekatan interdisipliner, di mana berbagai mata pelajaran dikaitkan dalam satu proyek yang bermakna.

3. Pembelajaran Fleksibel
Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan lebih besar kepada sekolah dan guru dalam merancang pembelajaran yang sesuai dengan konteks lokal dan kebutuhan siswa. Ini termasuk kebebasan untuk:
– Menyesuaikan materi pembelajaran dengan minat dan kebutuhan siswa.
– Mengatur tempo pembelajaran sesuai dengan kemampuan siswa, baik yang cepat maupun yang membutuhkan bimbingan lebih.
– Memilih metode pembelajaran yang relevan, seperti pembelajaran berbasis proyek, inkuiri, atau penugasan mandiri.

Dengan pembelajaran yang lebih fleksibel, guru tidak lagi terikat dengan jadwal yang kaku atau tuntutan untuk mengejar materi yang sangat padat. Hal ini memberikan ruang bagi kreativitas dan inovasi dalam proses belajar-mengajar.

4. Asesmen yang Berkelanjutan
Dalam Kurikulum Merdeka, asesmen tidak lagi terfokus pada ujian atau tes tertulis saja, tetapi juga mencakup penilaian proses dan perkembangan belajar siswa. Asesmen dilakukan secara berkelanjutan (assessment for learning) untuk:
– Memantau perkembangan kemampuan siswa.
– Memberikan umpan balik yang konstruktif dan mendorong perbaikan.
– Mengidentifikasi kesulitan belajar sejak dini agar dapat diberikan intervensi yang tepat.

Asesmen dapat berupa penilaian kinerja, portofolio, proyek, observasi langsung, dan refleksi diri siswa, sehingga lebih komprehensif dalam menilai kemampuan siswa secara holistik.

5. Pembelajaran yang Kontekstual dan Menyenangkan
Pembelajaran dalam IKM menekankan pada kontekstualisasi materi dan kegiatan pembelajaran, yang artinya pembelajaran harus relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Hal ini membantu siswa memahami hubungan antara apa yang mereka pelajari di kelas dengan dunia nyata.

Selain itu, Kurikulum Merdeka mengedepankan pendekatan pembelajaran yang menyenangkan dan interaktif. Guru didorong untuk menciptakan suasana kelas yang dinamis, di mana siswa terlibat aktif dalam diskusi, bekerja sama dalam kelompok, dan melakukan eksperimen atau eksplorasi.

6. Differensiasi dalam Pembelajaran
Kurikulum Merdeka juga memperhatikan differensiasi pembelajaran, yaitu penyesuaian pendekatan dan strategi pembelajaran yang berbeda sesuai dengan kebutuhan individu siswa. Dengan menerapkan differensiasi, guru bisa menyesuaikan:
– Konten: Materi disesuaikan dengan tingkat kesulitan yang cocok bagi siswa.
– Proses: Metode belajar yang berbeda untuk siswa yang memiliki gaya belajar berbeda (visual, auditori, kinestetik).
– Produk: Tugas akhir yang disesuaikan dengan kemampuan siswa, misalnya dalam bentuk proyek, karya seni, atau laporan.

Differensiasi memastikan bahwa semua siswa, baik yang memiliki kesulitan belajar maupun yang berkinerja tinggi, bisa mendapatkan pengalaman belajar yang optimal.

7. Peran Guru sebagai Fasilitator
Dalam Kurikulum Merdeka, peran guru bukan lagi sebagai pusat informasi, tetapi sebagai fasilitator yang membimbing siswa untuk menemukan, mengeksplorasi, dan memahami materi pelajaran. Guru lebih banyak mendampingi siswa dalam proses belajar mandiri dan kolaboratif, memberikan arahan ketika diperlukan, dan mendorong siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis.

8. Penggunaan Teknologi dalam Pembelajaran
IKM juga mendorong penggunaan teknologi untuk mendukung proses belajar mengajar. Teknologi membantu memperkaya sumber belajar siswa dan memberikan akses pada pembelajaran yang lebih interaktif dan menarik. Penggunaan platform digital, aplikasi edukasi, dan sumber belajar online memungkinkan pembelajaran menjadi lebih dinamis dan variatif.

Download File (Klik Disini)

Kesimpulan
Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Merdeka menitikberatkan pada fleksibilitas, relevansi, dan pengembangan kompetensi serta karakter peserta didik. Dengan pendekatan yang lebih berpusat pada siswa, pembelajaran yang kontekstual, dan asesmen yang berkelanjutan, Kurikulum Merdeka bertujuan untuk menciptakan generasi yang siap menghadapi tantangan global, dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Pancasila.