Emang Iya Perempuan Tidak Berlogika?

Perempuan makhluk perasa dan tidak berlogika adalah pernyataan yang bias dan stereotipikal tentang perempuan. Pernyataan ini didasarkan pada pandangan umum bahwa perempuan cenderung lebih emosional dan kurang logis dibandingkan dengan laki-laki. Namun, menurut gue pandangan ini kurang tepat dan tidak bisa digeneralisasi begitu aja.

Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki emosi, perasaan, dan pikiran yang kompleks. Kedua jenis kelamin sama-sama memiliki kemampuan untuk merasakan emosi dan memproses informasi dengan cara yang berbeda-beda. Perempuan dan laki-laki dapat merespon situasi dengan cara yang berbeda, tetapi ini tidak berarti bahwa satu jenis kelamin lebih emosional atau lebih logis daripada yang lain.

Nyatanya ada aja kok perempuan yang lebih logis dari laki-laki, dan ada pula laki-laki yang lebih perasa dari perempuan. Sejarah telah membuktikan bahwa meskipun perempuan dianggap kurang mampu dalam bidang-bidang tertentu pada masa lalu, seiring waktu, semakin banyak perempuan yang memasuki bidang-bidang yang memerlukan logika yang kuat seperti menjadi fisikawan. Misalnya, Marie Curie, seorang fisikawan Polandia dan peraih Nobel, telah membuat banyak penemuan penting dalam bidang radioaktivitas dan menjadi wanita pertama yang memenangkan hadiah Nobel. Di sisi lain, dapat pula ditemui banyak laki-laki yang menjadi pekerja sosial, relawan kemanusiaan, konselor dll, yang mana memerlukan tingkat perasa yang tinggi dibanding logika. 

Demikianlah kebanyakan perempuan memiliki kemampuan untuk berpikir logis dan rasional, sama seperti laki-laki. Mereka juga memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan dengan cara yang berbeda-beda. Secara keseluruhan, kemampuan dan karakteristik individu tidak dapat dilihat dari jenis kelamin seseorang, dan generalisasi seperti ini dapat menghasilkan stereotip yang merugikan.

Lagi pula perlu diingat bahwa seseorang tidak dapat diukur dengan kriteria tunggal seperti “emosional” atau “logis”. Setiap orang unik, dan perbedaan individu dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk pengalaman hidup, lingkungan sosial, dan kondisi kesehatan. Oleh karena itu, menggeneralisasi perempuan sebagai makhluk perasa dan kurang logis adalah tidak adil dan tidak tepat.

Jadi, berhentilah melabeli perempuan sebagai maklhuk yang tidak berlogika, karena pernyataan itu kurang tepat. Lagi pula manusia telah diciptakan sebagai makhluk  sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Oleh karena itu, baik individu tertentu lebih menggunakan  perasaan maupun logika yang lebih kuat, yang penting individu tersebut bisa  berkontribusi dan saling melengkapi satu dengan yang lain.

Penulis: GC

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *