|
5 tips aman jika mobil terpaksa harus menerobos banjir (foto: shutterstock) |
Musim hujan yang merata di berbagai wilayah utama di Indonesia, menjadikan banjir tak terhindari diberbagai titik langganan banjir. Seperti yang sudah-sudah, banjir menjadi sosok yang menakutkan bagi sebagian pengguna kendaraan, khususnya mobil.
Menerobos jalanan yang banjir sangat beresiko untuk mobil. Selain mogok, yang paling parah adalah resiko terjadinya water hammer atau kondisi air masuk ke dalam ruang bakar mesin. Kondisi ini dapat menyebabkan mobil mati mendadak karena air yang masuk ke dalam ruang bakar mendapat tekanan yang sangat besar di ruang silinder oleh piston. Hal ini akan mengakibatkan stang piston bengkok, ring piston rusak, dinding silinder lecet, dan yang paling parah adalah kepala silinder melengkung.
Bahkan, bila banjir sampai merendam ruang mesin, masalah yang sering ditemui adalah rusaknya electronic control unit (ECU) yang merupakan perangkat terpenting dan menjadi “otak” dalam mobil. Alat ini memiliki andil yang sangat penting, seperti mengatur pengapian dan menyuplai bahan bakar ke mesin.
Lantas, bila terpaksa harus menerobos banjir, apa yang dapat Anda lakukan untuk meminimalisir risiko kerusakan pada mobil? Berikut 5 tips aman jika mobil terpaksa harus menerobos banjir.
1. Kenali Mobil
Kenali dan kuasai mobil yang Anda bawa. Hal ini sangat penting untuk mengetahui tinggi posisi air intake dan knalpot. Misalnya, mobil jenis city car atau sedan tentu memiliki posisi air intake dan knalpot yang lebih rendah ketimbang SUV atau MPV.
2. Gunakan Gigi Rendah
Saat menerobos banjir, gunakan gigi rendah di posisi 1 atau 2 untuk transmisi manual, atau L untuk transmisi otomatis. Jika itu jalan satu-satunya dan Anda terpaksa harus menerobos banjir, jaga RPM atau putaran mesin di angka 2.000rpm dan stabil, serta usahakan agar gas jangan berhenti agar mesin tidak mati.
3. Memantau Keadaan Sekitar
Sebelum menerobos banjir, pastikan Anda memantau keadaan sekitar. Lihat dulu ketinggian air melalui mobil yang sudah menerobos banjir terlebih dahulu. Jika mobil di depan Anda adalah Toyota Avanza dan rodanya terendam, berarti ketinggian banjir sekitar 40 centimeter. Setelahnya, Anda bisa membandingkan dengan mobil Anda. Jika mobil Anda berjenis city car, maka kemungkinan besar air akan masuk ke knalpot dan kabin mobil Anda.
Batas aman adalah 30 centimeter di bawah saringan udara atau air intake, agar air tidak tersedot ke dalam mesin.
4. Waspadai Keberadaan Lubang
Saat menerobos banjir, pengemudi juga wajib mewaspadai adanya lubang pada jalan yang bisa mengakibatkan mobil lebih ambles. Jika mobil mati mendadak dan terjadi water hammer, jangan starter ulang kendaraan karena malah akan memperparah kerusakan di komponen dalam ruang bakar.
5. Cek Rem
Saat menerobos banjir, tentunya komponen pengereman akan terendam air. Jadi, jangan kaget jika setelah menerobos banjir, rem akan jadi sedikit kurang pakem karena ada lapisan air antara kampas dan cakram.
Solusinya, setelah Anda kembali menemukan area kering, kocok pedal rem dengan cara menekan rem secara terus menerus hingga terasa keras, lalu maju-mundurkan mobil secara perlahan. Cek juga sistem elektrikal dan sekring, volume oli mesin, air radiator, busi, filter udara, serta kompresor AC.
Nah, itulah 5 tips aman jika mobil terpaksa harus menerobos banjir. Namun, tidak menerobos banjir dan mencari rute lain adalah keputusan terbaik ketika berpergian menggunakan mobil saat banjir. Karena,
jika mobil bermasalah akibat menerobos banjir, tentu biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan juga akan jadi jauh lebih mahal. Tidak hanya itu, mobil bekas banjir itu memiliki nilai jual yang merosot hingga 50 persen. Rugi, bukan?