Seiring dengan aktivitas erupsi efusif Gunung Merapi, apakah akan terjadi erupsi besar di gunung berketinggian 2.968 Mdpl tersebut dalam waktu dekat?
Itulah salah satu dari 4 pertanyaan terkait Gunung Merapi yang berada di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, yang sering diajukan publik/warganet kepada Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) di Yogyakarta.
Tiga pertanyaan lainnya adalah seberapa besar ancaman bahaya erupsi Merapi di masa mendatang? Apakah akan membahayakan Yogyakarta?
Pertanyaan berikutnya, apakah daerah wisata tetap buka seperti biasa?
Terakhir atau pertanyaan keempat, apakah aman mengunjungi Candi Borobudur?
Lewat akun Instagram (IG) resminya @bpptkg, badan yang bertugas melaksanakan mitigasi bencana Gunung Merapi, pengembangan metode, teknologi dan instrumentasi, dan pengelolaan laboratorium kebencanaan geologi ini memberikan jawaban atas keempat pertanyaan yang kerap mereka terima tersebut.
Bentuk jawabannya diberi judul FAQ Merapi yang diunggah di akun IG-nya tersebut pada Selasa (15/3/2022).
FAQ adalah singkatan dari Frequently Asked Questions yang berarti pertanyaan yang sering diajukan.
FAQ Merapi tersebut juga diunggah bersama dengan akun IG resmi Badan Geologi, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) @kabargeologi.
Jawaban BPPTKG atas pertanyaan yang pertama sebagaimana tersebut adalah: “Berdasarkan data pemantauan saat ini (14 Maret 2022), tidak ada indikasi akan terjadi erupsi besar di Merapi”.
Berikutnya, jawaban pertanyaan kedua adalah: “Kota Yogyakarta masih aman dari bahaya erupsi. Namun abu vulkanik tetap dapat mencapai Yogyakarta dengan intensitas yang tergantung kekuatan erupsi dan arah angin. Selama periode erupsi
2018-2022 hanya dua kali abu vulkanik Merapi mencapai Yogyakarta”.
Adapun jawaban Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Badan Geologi yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi ini atas pertanyaan yang ketiga adalah: “Tempat wisata di luar daerah potensi bahaya masih dapat beroperasi dengan normal. Faktanya, hampir semua obyek wisata yang berada di luar daerah potensi bahaya erupsi Gunung Merapi”.
Terakhir atau jawaban BPPTKG atas pertanyaan yang keempat adalah: “Candi Borobudur aman dari bahaya erupsi karena jarak dari Merapi sekitar 27 Km dari arah barat daya. Bahaya yang mungkin terjadi adalah abu vulkanik yang dapat mencapai Borobudur tergantung intensitas erupsi, arah, dan kecepatan angin saat erupsi”.
Kempat pertanyaan sekaligus jawabannya, selain ditulis dalam bahasa Indonesia juga dalam bahasa Inggris.
BPPTKG mengunggah FAQ Merapi itu mengingat tahun ini Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan Presidensi G20. Dan kebetulan Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta menjadi salah satu lokasi diselenggarakannya Presidensi G20 ini.
Amatan TravelPlus Indonesia, sampai berita ini ditulis unggahan tersebut sudah disukai lebih dari 1.600 warganet dengan sejumlah komentar positif.
“Model penjelasan yang bagus, mudah dicerna dan menarik. Lanjutkenđź‘Ť,” ujar pemilik akun @tyotan.dss.
Unggahan FAQ Merapi itu pun disiarulang akun IG resmi Taman Nasional Gunung Merapi @btn_gn_merapi.
Naskah: Adji TravelPlus @adjitropis & tim @travelplusindonesia
Foto: @adjitropis, @bpptkg & @kabargeologi
Captions:
1. Gunung Merapi diabadikan TravelPlus dari lereng Gunung Merbabu.
2. Gunung Merapi dan aktivitas wisata di sekitarnya termasuk di Candi Borobudur yang TravelPlus jepret pasca-erupsi
3. FAQ Merapi yang diunggah @bpptkg dan @kabargeologi